Minggu, 05 April 2009

PERTANIAN TANGGUH BERWAWASAN LINGKUNGAN

Sektor pertanian merupakan sektor andalan bagi bangsa Indonesia, karena sebagian besar luas wilayahnya adalah daerah pertanian. Apalagi ditunjang dengan letak wilayah Indonesia yang berada pada daerah tropis yaitu terletak pada 6 LU-11 LS. Dimana pada kondisi tersebut lamanya penyinaran yang mencapai ke bumi mencapai 10 jam per hari, sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara maksimal. Dan seperti dapat kita lihat bahwa wilayah nusantara merupakan daerah yang subur dan mampu ditumbuhi oleh berbagai macam keanekaragaman flora dan fauna. Maka tidak sepantasnya kita berkecil hati dan khawatir akan bahaya kekurangan pangan. Banyak potensi kekayaan alam yang belum terolah secara maksimal untuk kesejahteraan hidup manusia.

Namun yang menjadi kendala adalah bagaimana kita dapat mengolah kekayaan alam ini tanpa merusak kelestarian lingkungan dan menimbulkan dampak negatif yang justru akan menjadi bumerang bagi manusia itu sendiri.

PERTANIAN ORGANIK

Konsep dari pertanian secara organik adalah bagaimana memanfaatkan sesuatu yang ada di alam untuk meningkatkan produksi pertanian dengan memperhatikan keseimbangan alam. Alam diharapkan mampu menjadi habitat bagi makhluk hidupnya secara alami dan selaras. Karena dengan konsep inilah diharapkan kerusakan alam akibat penggunaan bahan-bahan pertanian yang bersifat kimiawi dapat dihindari. Contohnya seperti penggunaan pestisida kimiawi dan penggunaan pupuk anorganik, yang sampai saat ini masih menjadi sesuatu yang wajib bagi petani dalam budidaya pertanian. Padahal apabila kita kaji lebih lanjut bahan-bahan kimia ini akan menimbulkan efek yang negatif bagi lingkungan karena dapat merusak dan bersifat racun bagi makhluk hidup lain. Zat kimiawi yang terdapat pada pestisida bersifat "Non Biodegradable" atau tidak dapat diuraikan oleh makhluk hidup lain. Sehingga akan menjadi racun bagi konsumennya.

Sejarah telah membuktikan hal ini, yaitu adanya penyakit minamata di Jepang karena keracunan Hg. Dan adanya musim semi yang sepi seperti yang digambarkan dalam bukunya "The Silent Spring", karena menurunnya populasi burung akibat keracunan pestisida.

Tentu kita tidak ingin mengulang peristiwa itu terjadi lagi dan tidak ingin teknologi pertanian yang berkembang justru menimbulkan petaka. Namun harapan kita adalah adanya kehidupan yang serasi dalam perkembangan teknologi yang mampu mensejahterakan umat manusia.

Pada saat ini tentu banyak petani yang sangat merasakan betapa sulitnya untuk melakukan usaha pertanian, karena mahalnya harga barang pertanian yang naik dan tajam. Mulai dari harga benih, pupuk dan pestisida yang melambung hingga menjadi 3 kali lipat. Sebotol pestisida harganya mencapai Rp 30.000,- dan harga pupuk yang melonjak hingga seakan tidak terbeli oleh petani. Untuk itu perlu adanya masukan teknologi yang mampu menggantikan fungsi dan peran pestisida dan pupuk anorganik yang sekarang masih menjadi kebutuhan yang hukumnya wajib bagi petani dalam anggapan mereka.

PEMANFAATAN EFFECTIVE MICROORGANISME

Adalah Prof. Dr. Teruo Higa di Universitas Ryukyus, Okinawa Jepang yang pada tahun 1989 berhasil mengembangkan teknologi pemanfaatan mikroorganisme untuk bidang pertanian. Produk teknologi ini disebut dengan "Effective Microorganisme" atau lebih dikenal dengan nama EM. Formula EM merupakan campuran mikroorganisme yang alami penghuni tanah atau alami telah ada di tanah. Namun pada kondisi tertentu kadang populasinya sangat sedikit sehingga perlu ditambahkan, yaitu dengan aplikasi EM.

Adapun cara kerja dari EM dalam usaha peningkatan kesuburan tanah dan produksi adalah:
  1. Memperbaiki struktur tanah dan mempercepat dekomposisi limbah dan sisa-sisa tanaman.
  2. Menekan pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit tanaman (patogen) yang ada didalam tanah seperti Fusarium sp, Xanthomonas sp, Helminthosporium dll.
  3. Memfiksasi Nitrogen
  4. Meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman dan membantu penyerapan unsur hara oleh tanaman dalam bentuk ion-ion. Konsep penerapan teknologi EM ini telah diuji coba pada berbagai komoditi pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di beberapa wilayah di Indonesia. Dari hasil uji coba pada tanaman padi menunjukkan peningkatan produksi hingga 38% dan pada tanaman sayur-sayuran dapat meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit.

Penggunaan EM dapat dilakukan dengan pembuatan "Bokashi" yaitu bahan organik yang difermentasikan dengan mikroorganisme EM. Bahan organik tersebut dapat berasal dari pupuk kandang dan sampah hijau. Pada penggunaan bokashi ini aplikasi pupuk an organik/kimiawi dapat ditekan dengan pemberian setengah dari yang dianjurkan.

Produk ini murah dan dapat dengan mudah dibuat sendiri dengan bahan yang sangat sederhana. Caranya yaitu sbb:

BAHAN

- Pupuk kandang 1 karung
- Dedak 1/2 karung
- Sekam 1 karung
- Gula 5 sendok
- EM 5 sendok
- Air 20 liter

CARA PEMBUATAN

Larutkan EM & gula. Pupuk kandang, dedak, sekam dicampur merata ditambah EM dan gula. Tutuplah dengan karung goni. Jaga suhu tidak lebih dari 500C. Setelah 4 hari Bokashi siap digunakan.

Aplikasi bokashi dapat dilakukan dengan pencampuran saat pengolahan lahan digunakan sebagai pupuk dasar. Adapun dosis yang diguanakan berkisar antara 2-4 ton per hektar. Pemanfaatan teknologi ini merupakan salah satu cara meningkatkan pertanian yang ramah terhadap lingkungan serta dengan pemanfaatan teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan produksi pertanian di Indonesia.

1 komentar:

  1. Play the best baccarat in US for free at WI. | WORRione
    Learn about the best baccarat in US including 바카라 how to play and งานออนไลน์ how it can be played, the game 바카라 rules, and the rules to keep an eye on.

    BalasHapus